FF YongShin ( You Aren’t The First But The Last ) Part
2/End
08 Januari 2015
Title
: You Aren’t The First But The Last
Author
: Lee Yaa
Cast
: Jung Yong Hwa, Park Shin Hye, Yoon He, keluarga Park, Keluarga Jung, other
cast
Genre
: sad, romance, happy
Rating
: General
Disclaimer : this all my mine
“
eonnie… aku ingin Yong Hwa-ya kembali….. seandainya Yong Hwa kembali aku
berjanji tidak akan menyia nyiakannya, aku akan menjadi istri yang baik, aku
akan mencintainya dan aku berjanji tidak akan menkhianatinya lagi “ ucap Shin
Hye dengan wajah penuh harap.
“
tapi semuanya sudah terlambat Shin Hye-yaa… “ jawab Yoon He dan langsung
membuat tangis Shin Hye semakin pecah
memenuhi ruangan itu. Yoon He yang melihat Shin Hye terus menangis
menjadi iba dan langsung memeluk Shin Hye. Shin Hye terus menangis dalam
pelukan Yoon He hingga tertidur karena capek terus menerus mengeluarkan air
mata.
You
aren’t the first but the last part2/end
Shin Hye perlahan membuka matanya, samar samar Shin
Hye melihat eomma Yong Hwa duduk di sebelahnya sambil memegang tangannya.
“ eommanim “ ucap Shin Hye dengan suara pelan.
“ kamu sudah sadar Shin Hye-ya… sebentar eomma
panggil dokter dulu, ne “ ucap eomma Yong Hwa saat melihat menantunya sadar.
“ eommanim.. kenapa dengan saya? Mengapa saya ada di
tempat ini? “ Tanya Shin Hye saat melihat sekitarnya dan semua benda merupakan
peralatan medis sebuah rumah sakit.
“ kamu tidak sadarkan diri selama dua hari
changi-ya… dokter bilang itu karena kamu terlalu shock “ jawab eomma Yong Hwa.
Shin Hye berusaha mengingat apa yang terjadi. Dalam ingatannya yeoja itu sedang
menangis karena terlalu kehilangan Yong Hwa suaminya dan tepatnya menangis
dalam pelukan Yoon He hingga tertidur. Tapi
mengapa sekarang ada di kamar rumah sakit? baru saja eomma Yong Hwa bilang
dirinya tidak sadarkan diri selama dua hari karena shock, apakah dirinya
terlalu banyak menangis sehingga tidak sadarkan diri? Shin Hye terus berfikir
untuk mengerti apa yang dialaminya.
Ceklek … terdengar pintu ruang inap Shin Hye terbuka
dan masuklah eomma Shin hye sambil tersenyum pada eomma Yong Hwa yang merupakan
besannya.
“ omo.. kamu sudah sadar changi-ya… “ ucap eomma
Shin Hye saat melihat putrinya sudah membuka matanya. Shin Hye hanya diam tanpa
respon dengan posisi masih berbaring. Shin Hye masih merasa sedih atas apa yang
terjadi. Shin Hye merasa sangat merindukan suaminya. Shin Hye baru merasa
kehilangan dan sangat merindukan suaminya di saat Yong Hwa telah
meninggalkannya. Air mata Shin Hye kembali mengalir melalui sudut matanya mengingat apa yang terjadi pada suaminya.
“ Nyonya Jung… biar saya yang menunggu Shin Hye-ya,
bukankah anda bilang malam ini ingin menemani Yong Hwa? “ tiba tiba eomma Shin Hye berkata mengingatkan
eomma Yong Hwa tentang niatnya datang ke rumah sakit.
“ menemani Yong Hwa?? “ ucap Shin Hye pada dirinya
sendiri.
“ eomma bilang apa baru saja? “ tanya Shin Hye pada
eommanya agar mengulang apa yang baru saja di ucapkannya.
“ ne, changi-ya… eomma hanya ingin mengingatkan
nyonya Jung untuk menemani Yong Hwa malam
ini seperti niat awalnya datang kemari “
jelas eomma Shin Hye.
“ Menemani Yong Hwa-ya? “ ucap Shin Hye lagi, Dia
ingin meyakinkan apa yang baru saja di dengarnya tidak salah.
“ ne, changi-ya… suami mu masih belum sadar sejak
kecelakaan itu dan dokter sudah melakukan operasi di kepalanya kemarin “ kini eomma Yong Hwa yang menjawab. Shin Hye
sangat terkejut dengan apa yang baru saja di dengarnya.
“ eomma… eomma… tidak berbohongkan?? “ tanya Shin
Hye tidak percaya dengan pandangan melihat ke eommanya juga nyonya Jung secara
bergantian.
“ aniya.. eomma tidak berbohong. Suamimu juga di
rawat di rumah sakit ini, kamu bisa melihatnya jika kondisi kamu sudah membaik
“ jelas eomma Yong Hwa lagi.
Tanpa di sadari air mata Shin Hye menetes lagi, tapi
kali ini bukan air mata kesedihan tetapi air mata bahagia karena ternyata
suaminya masih hidup tidak meninggalkannya. Tapi Shin Hye teringat
sesuatu, teringat akan perkataan nyonya
Jung bahwa Yong Hwa belum sadar sejak kecelakaan itu. Shin Hye tiba tiba takut
jika sesuatu yang buruk akan terjadi kepada suaminya.
“ eomma… aku mohon antar aku melihat suamiku “ tiba
tiba Shin Hye memohon kepada eommanya juga eomma suaminya secara bergantian.
“ tapi changi-ya… kamu masih belum sehat “ jawab
eommanya sambil berjalan menghampiri putrinya yang yang sudah berganti posisi
menjadi duduk di atas tempat tidurnya.
“ aku mohon eomma… aku hanya ingin melihat suamiku…
“ ucap Shin Hye lagi dengan wajah memelas.
Lalu dokter yang yang di panggil eomma Yong Hwa sejak
Shin Hye sadar datang. Dan menghampiri mereka bertiga.
“ dokter.. bolehkah putri saya mengunjungi suaminya?
“ tanya eomma Shin Hye langsung pada dokter tersebut. Dokter yang menangani
Shin Hye tidak menjawab tetapi berjalan mendekati Shin Hye dan memeriksa
keadaan Shin Hye.
“ baiklah nyonya, tetapi lebih baik putri anda
menggunakan kursi roda karena tubuhnya terlalu lemah akibat tidak sadarkan diri
selama dua hari ini “ jawab dokter setelah memeriksa Shin Hye.
“ ne, gamsahamnida dokter “ balas eomma Shin Hye.
“ gamsahamnida dokter “ ucap ShinHye pula pada
dokter itu yang di balas dengan senyuman.
Eomma Shin Hye juga eomma Yong Hwa membawa Shin Hye
menuju ruangan dimana Yong Hwa di rawat. Shin Hye begitu gelisah karena ingin
segera melihat suaminya, ingin tahu bagaimana keadaan suaminya. Setelah eomma
Yong Hwa membuka sebuah pintu, eomma Shin Hye mendorong kursi roda yang di
pakai Shin Hye memasuki ruangan itu.
Shin Hye terdiam melihat apa yang ada di hadapannya,
seorang namja terbaring tak berdaya dengan berbagai peralatan rumah sakit
menempel pada tubuhnya. Shin Hye diam tidak bisa berkata kata hanya air mata
yang meleleh membasahi pipinya. Eomma
Shin Hye mendorong kursi roda Shin Hye hingga berada tepat di samping tempat
tidur Yong Hwa. Shin Hye masih tak bergeming.
“ dia benar benar Yong Hwa suamiku, dia terbaring
tak berdaya “ ucap Shin Hye dalam hati dengan air mata masih menetes di
pipinya. Lalu yeoja ini teringat sesuatu, jika namja yang ada di hadapannya ini
memang benar suaminya lalu siapa yang meninggal? Karena jelas Shin Hye
mengingat eomma nya mengatakan bahwa suaminya meninggal begitu pula dengan Yoon
He yang merupakan sahabat juga sudah dianggap seperti eonnienya sendiri
mengatakan bahwa suaminya meninggal. Bahkan dirinya sendiri masih jelas mengingat kalau sedang menangis
dalam pelukan Yoon He hingga tertidur karena kesedihannya.
“ apakah semua ini hanya mimpi?? “ ucap Shin Hye pada dirinya lagi. Apakah
yang di lihatnya ini hanyalah sebuah mimpi karena dirinya terlalu sedih dan
sangat menginginkan suaminya kembali??
Tapi Shin Hye sangat berharap jika semua ini bukanlah mimpi dan berharap jika semua ini memang mimpi
maka Shin Hye tidak ingin bangun dari mimpinya. Yeoja ini ingin tidur lebih
lama bahkan tidak ingin bangun.
“ eomma…”
panggil Shin Hye tiba tiba.
“ ne “ jawab eomma Shin Hye dengan menghampiri
putrinya.
“ eomma… tolong pukul aku dengan keras “ pinta Shin
Hye pada eommanya
“ apa maksutmu? “ tanya eommanya tidak mengerti
“ aku mohon eomma…. Pukul aku, aku hanya ingin
meyakinkan bahwa semua ini bukanlah mimpi “ ucap Shin Hye menjelaskan tujuannya
“ aniya changi-ya… kamu tidak bermimpi, semua ini
memang nyata “ jawab eommanya
“ aku mohon eomma… pukul aku “ Shin Hye tetap
memohon. Dan dengan berat hati eommanya pun memukul lengan Shin Hye dan Shin
Hye berteriak kesakitan
“ AAUU “ teriak Shin Hye saat pukulan itu jatuh di
lengannya
“ mianhae changi-ya “ ucap eommanya
“ aniya eomma… eomma tidak bersalah “ ucap Shin Hye
pada eommanya Sambil mengelus lengan
yang masih terasa sakit karena pukulan eommanya tetapi dengan pandangan masih
menatap suaminya yang terbaring tak berdaya.
“ jadi semua ini bukan mimpi… “ Shin Hye berkata
dalam hati senang. “ jadi.. ucapan eomma dan Yoon He eonnie bahwa Yong Hwa
telah meninggal adalah mimpi??” Tanya Shin Hye pada dirinya sendiri. “ Iya…ucapan
eomma dan Yoon He eonnie tentang Yong Hwa-ya telah meninggal adalah mimpi…” ucap
Shin Hye menjawab pertanyaannya sendiri serta meyakinkan dirinya. Shin Hye
merasa senang dan terlihat ada sedikit kelegaan bahwa suaminya tidak
meninggalkannya meski terselip pula rasa takut karena suaminya belum juga
membuka matanya. Shin Hye menggerakkan tubuhnya yang sejak tadi diam dan hanya
air mata yang menetes. Shin Hye meraih tangan Yong Hwa yang begitu lemah, Shin
Hye menggenggam telapak tangan suaminya dan mencium punggung telapak tangan
itu. Ini pertama kalinya Shin Hye menyentuh suaminya.
“ oppaa… “ panggil Shin Hye pada Yong Hwa yang jelas
tidak merespon panggilannya. Dan ini juga pertama kalinya Shin Hye memanggil
suaminya dengan sebutan oppa.
“ oppaaa… jebal buka mata kamu…” ucap Shin Hye lagi
dan masih tidak ada respon dengan Yong Hwa.
“ oppaaa… aku mohon buka mata kamu, aku… aku
merindukanmu… aku.. aku berjanji akan menjadi istri yang baik “ ucap Shin Hye
dengan terus menciumi punggung telapak
tangan suami disertai tangis yang terus pecah
memenuhi ruangan itu. Tangis Shin Hye begitu memilukan, rasa bersalah
dalam dirinya semakin membuatnya sangat bersedih. Shin Hye sudah berjanji pada
dirinya sendiri jika Yong Hwa sudah sadar, yeoja itu akan menjadi istri yang
baik. Akan melakukan apa saja yang di inginkan suaminya serta menjadi istri
yang baik bagi suaminya. Eomma Shin Hye juga mertuanya ikut meneteskan air mata
melihat kesedihan serta tangis Shin Hye.
“ changi-ya… jangan seperti ini, ingatlah
kesehatanmu “ ucap eomma Yong Hwa yang sejak tadi diam tidak tega melihat
kesedihan Shin Hye hingga angkat bicara.
“ keunde .. oppaa… “
ucapan Shin Hye menggantung
“ kita berdoa saja ne, untuk kesembuhan Yong Hwa “
ucap mertuanya lagi.
Sudah tiga hari sejak Shin Hye membuka matanya dari
tidak sadarkan diri, tetapi Yong Hwa masih belum juga sadar. Keadaan Shin Hye
sudah membaik karena hanya lemas saja akibat dari pingsan. Pingsan yang di
sebabkan karena shock melihat dengan mata kepalanya sendiri kecelakaan yang
menimpa suaminya.
Shin Hye setiap hari menunggu suaminya, membersihkan
tubuh Yong Hwa dengan cara menyeka dengan air hangat. Shin juga terus memberikan
rangsangan terhadap Yong Hwa dengan terus mengajaknya berbicara seperti yang di
anjurkan dokter agar Yong Hwa cepat sadar. Yeoja ini juga tidak pernah bosan
mendo’akan kesembuhan suaminya. Shin Hye ingin menebus semua kesalahannya, Shin
Hye ingin suaminya sembuh. Shin Hye tidak ingin kehilangan suaminya seperti
mimpi yang pernah di alaminya. Mimpi yang sangat menakutkan bagi Shin Hye.
“ oppaa… “ panggil Shin Hye dengan menggenggam
telapak tangan Yong Hwa. Suatu kegiatan rutin yang selalu di lakukan setelah membersihkan tubuh suaminya.
“ oppaa… cepat bangun, apakah oppa tidak
merindukanku? “ ucap Shin Hye lagi tetapi masih belum ada respon dari suaminya.
“ oppaa.. cepat banguun… aku merindukanmu, oppa
tahu… aku ingin mempunyai anak” ucap Shin Hye lagi sambil tersenyum kecil
membayangkan mempunyai anak, anak dari Yong Hwa.
“ ne oppa… anak yang lucu-lucu juga tampan seperti
oppa “ ucap Shin Hye lagi seakan akan
suaminya merespon ucapannya.
“ jika kita punya anak, aku tidak akan kesepian
lagi… aku bisa bermain main dengan anak kita dan menunggu oppa pulang bekerja “
ucap Shin Hye lagi dengan tersenyum kecil membayangkan betapa bahagia hidupnya.
Bermain dengan anaknya dan menyambut Yong Hwa pulang bekerja hingga tanpa
disadari air matanya menetes mengenai telapak tangan suaminya yang berada dalam
genggamannya.
Shin Hye terkejut setelah merasakan telapak tangan
Yong Hwa yang di genggamnya bergerak pelan. Shin Hye ingin meyakinkan apa yang
di rasakan dengan melihat langsung telapak tangan itu. Dan memang benar telapak
tangan Yong Hwa bergerak.
“ oppaa… tanganmu bergerak “ ucap Shin hye senang.
“ oppaa… apakah kamu mendengarkanku? “ tanya Shin
Hye pada suaminya. “ aku berkata benar
oppaa… aku ingin punya anak darimu “ ucap Shin Hye lagi agar suaminya benar
benar mendengarnya. Dengan tangan kiri memegang pipi suaminya sedang tangan
kanannya menggenggam telapak tangan Yong Hwa.
Yong Hwa perlahan membuka matanya menyesuaikan
dengan cahaya di ruangan itu karena terlalu lama memejamkan matanya.
“ oppaaa…. Kamu sudah bangun “ ucap Shin Hye begitu
senang melihat suaminya perlahan membuka matanya. Yong Hwa masih diam tidak
menjawab istrinya. Karena masih sibuk menyesuaikan pandangannya.
“ apakah kamu benar ingin memiliki anak Shin Hye-ya
? “ tiba tiba terucap kata itu dari mulut Yong Hwa dengan suara pelan tapi Shin
Hye masih bisa mendengarnya.
“ nde?? “ tanya Shin Hye terkejut karena tiba tiba
suaminya bersuara. “ ne oppa… aku ingin punya anak yang banyak dari oppa “
jawab Shin Hye lalu memeluk Yong Hwa yang masih terbaring di tempat tidurnya
karena terlalu senang melihat suaminya yang sudah membuka matanya. Yong Hwa
masih terdiam karena tubuhnya begitu lemah di rasakannya. Namja itu hanya
tersenyum mendengar penuturan istrinya.
“ ah changkamanyo… “ tiba tiba Shin Hye berucap
seakan mengingat sesuatu lalu bangkit dari memeluk suaminya.
“ aku akan memanggil dokter dulu untuk melihat
keadaan oppa “ ucap Shin Hye hendak meninggalkan Yong Hwa. tapi langkahnya
terhenti seakan melupakan sesuatu. Yeoja itu berjalan meraih tasnya dan
mengambil ponsel di dalam tas itu
“ aku juga akan
menghubungi eommanim juga eomma kalau oppa sudah sadar “ ucap Shin Hye
begitu senang dengan menempelkan ponsel
di telinganya.
Yong Hwa hanya tersenyum melihat istrinya yang salah
tingkah. Yong Hwa melihat betapa
senangnya Shin Hye, ini untuk pertama kalinya Shin Hye terlihat senang. Apakah
Shin Hye senang karena dirinya telah sadar dari tidur lamanya? Yong Hwa masih
belum mengetahuinya karena selama ini istrinya begitu acuh terhadapnya bahkan
apapun yang terjadi padanya Shin Hye sama sekali tidak peduli. Bahkan saat
dirinya sakitpun istrinya tidak peduli, Yong Hwa harus bersusah payah
menyiapkan semua kebutuhannya dalam keadaan sakit.
Tapi…Yong Hwa teringat akan panggilan istrinya
padanya “ oppa.. “ apakah benar istrinya memanggilnya oppa? Jika memang benar, Yong Hwa pasti akan sangat senang karena dari
dulu namja itu menginginkan istrinya memanggilnya oppa dan Ini untuk pertama kalinya Shin Hye
memanggilnya oppa.
Sudah dua hari Yong Hwa sadar dari tidur panjangnya.
Dan selama dua hari itu pula Yong Hwa
merasa ada yang berubah dengan istrinya. Shin Hye lebih perhatian kepadanya.
Shin Hye yang mengurus semua keperluannya. Yong Hwa sangat senang melihat
perubahan istrinya. Yong Hwa berharap istrinya akan seperti ini untuk
selamanya.
Yong Hwa terus memperhatikan istrinya yang
membersihkan tubuhnya dengan air hangat. Tapi kali ini posisi Yong Hwa tidak
berbaring lagi melainkan duduk. Karena kesehatannya sudah membaik. Yong Hwa
terus memperhatikan Shin Hye, namja ini merasa beruntung karena memiliki istri
yang begitu cantik di tambah lagi sekarang istrinya sudah berubah menjadi lebih
perhatian kepadanya.
“ yaaa… oppaa.. kenapa melihatku seperti itu? “
tanya Shin Hye malu karena menyadari di perhatikan suaminya.
“ oppa yang ingin bertanya, mengapa kamu melakukan
ini? Bukankah oppa sudah sehat dan bisa melakukannya sendiri? “ tanya Yong Hwa
pada istrinya. Yong Hwa memang sudah terbiasa melakukan apapun sendiri termasuk
saat dirinya sakit meski sudah beristri.
“ aku kan istri oppa, jadi aku harus melakukan ini
untuk oppa “ jawab Shin Hye dengan tanpa melihat Yong Hwa karena masih
melanjutkan kegiatannya membersihkan tubuh suaminya. Lalu Yong Hwa meraih
tangan Shin Hye dan menghentikan kegiatannya sehingga otomatis Shin Hye menatap
Yong Hwa.
“ wae? “ tanya Shin Hye.
“ kamu tidak perlu melakukan ini Shin Hye-ya, dengan
kehadiranmu di sini itu sudah membuat oppa senang “ jawab Yong Hwa dengan masih
menggenggam telapak tangan Shin Hye.
“ oppaa… ijinkanlah menebus semua kesalahanku,
ijinkanlah aku memperbaikinya. Aku ingin menjadi istri yang baik. Istri yang
bisa membahagiakanmu “ ucap Shin Hye
dengan meneteskan air mata tepat di depan suaminya. “ oppaa…. Saranghae…
jeongmal saranghae “ ucap Shin Hye lagi dengan metatap suaminya. Yong Hwa
begitu senang mendengar pengakuan dari istrinya. Hingga membuat namja itu
langsung memeluk erat istrinya.
“ oppaa… jangan pernah tinggalkan aku, ne “ ucap
Shin Hye dalam pelukan suaminya dan membalas pelukan hangat suaminya. Yong Hwa
hanya bisa mengangguk atas pemintaannya istrinya. Dengan posisi masih
berpelukan.
“ benarkah kamu ingin punya anak yang banyak? “ tiba
tiba Yong Hwa bertanya dengan tersenyum nakal pada istrinya saat sudah melepas
pelukannya. Shin Hye malu atas pertanyaan Yong Hwa. yeoja ini memang
menginginkan anak, tetapi bukan berarti suaminya harus menanyakan hal itu lagi
dan membuatnya malu.
“ yaaa… kenapa wajahmu memerah? “ tanya Yong Hwa
dengan tersenyum menggoda.
“ aniya… wajahku tidak memerah, ini karena make up yang
aku pakai terlalu tebal saja “ jawab Shin Hye mencari alasan dengan memegang
kedua pipinya.
“ kamu memang pandai mencari alasan nyonya Jung,
kamu akan mendapat hukumannya karena telah berbohong “ ucap Yong Hwa lagi.
“ hukuman?? Hukuman apa? “ tanya Shin Hye tak
mengerti
“ hukuman untuk segera mengandung anakku “ jawab
Yong Hwa dengan tersenyum nakal dan langsung mencium bibir istrinya. Shin Hye
terkejut dengan tindakan tiba tiba suaminya, tetapi yeoja ini tidak menolak.
Shin Hye merasa senang karena ini untuk pertama kalinya mereka berciuman.
“ yaa… oppa.. hentikan “ ucap Shin Hye setelah
berhasil melepaskan diri dari sentuhan suaminya yang semakin lama di rasakan
semakin panas.
“ wae?? “ tanya Yong Hwa menuntut jawaban istrinya.
“ oppa lupa kalau kita masih di rumah sakit eoh? “
tanya Shin Hye pada suaminya.
“ lalu?? “ Yong Hwa bertanya balik dengan santai.
“ kalau ada yang melihat bagaimana? “ tanya Shin Hye
lagi.
“ memangnya kenapa? Kita kan pasangan suami istri? “
tanya Yong Hwa tak mau kalah dan kembali ingin mencium istrinya lagi.
Ceklek… terdengar suara pintu terbuka. Yong Hwa dan
Shin Hye langsung melihat ke arah pintu dengan posisi tangan Yong Hwa memegang
kedua lengan atas Shin Hye agar mendekat padanya serta wajah mereka yang begitu
dekat.
“ Yaaa… apa yang kalian lakukan? Kalian ingin
berbuat mesum di rumah sakit eoh? “ tiba tiba terdengar suara yeoja yang tak
lain adalah Yoon He yang sedang berkunjung. Yong Hwa dan Shin Hye reflek saling
menjauhkan tubuhnya setelah mendengar
perkataan itu. Yong Hwa sibuk menutupi tubuh atasnya yang topless karena tadi Shin Hye belum selesai
membersihkan tubuhnya tetapi terhenti karena adegan romantis mereka.
“ cah.. pakai baju itu “ ucap Shin Hye sambil
memberikan baju pada suaminya. “ aku kan sudah bilang kalau ini di rumah sakit
tapi kamu terus saja memaksa “ gerutu Shin Hye pada Yong Hwa.
“ aku kan hanya tidak sabar ingin memberikanmu anak yang
banyak seperti yang kamu inginkan “ jawab Yong Hwa dengan tersenyum nakal.
“ Yaaa… “ balas Shin Hye karena malu.
Yoon He yang melihat pasangan YongShin hanya bisa
geleng geleng kepala. Tetapi yeoja ini senang melihat Shin Hye yang sudah
berubah, lebih perhatian kepada suaminya. Dan yang terpenting Shin Hye sudah
melupakan Min Ho serta tidak peduli lagi pada namja itu. Bagi Shin Hye sekarang
hanyalah Yong Hwa, namja akan mengisi hatinya. Namja akan menghiasi hari
harinya, namja yang akan selalu bersamanya hingga maut memisahkannya. Itulah
curahan hati terakhir Shin Hye pada Yoon He.
“ seharusnya oppa masih di rumah sakit “ ucap Shin
Hye sambil memberikan obat pada Suaminya yang duduk di sofa rumahnya. Yong Hwa
memang memaksa pulang karena bosan di rumah sakit karena tidak bisa melakukan
apa apa. Awalnya dokter menolak keinginan namja itu tapi karena Yong Hwa terus
memaksa dan bersedia untuk rawat jalan akhirnya dokterpun mengijinkan.
“ aku sudah sembuh, bukankan kamu bisa melihat
sendiri bagaimana keadaanku” tanya Yong Hwa pada istrinya yang duduk di
sebelahnya. Apa yang di katakan suaminya memang benar, tubuh Yong Hwa sudah
kembali pulih bahkan tidak terlihat seperti orang sakit. Hanya saja dokter
masih mengkhawatirkan jika terjadi sesuatu yang buruk padanya akibat benturan
keras di kepala namja itu hingga membuatnya tak sadarkan diri begitu lama pasca
kecelakaan itu.
Yong Hwa menggeser duduknya hingga begitu dekat
dengan istrinya. Shin Hye tersadar akan lamunannya akibat tersenggol Yong Hwa dan reflek melihat suaminya yang duduk begitu
dekat. Shin Hye hendak protes tetapi Yong Hwa lebih dulu mengeluarkan kata
katanya.
“ lagi pula… bukankah ada istriku yang selalu
merawatku lebih baik dari para suster di rumah sakit itu “ ucap Yong Hwa sambil
tersenyum padanya. Shin Hye marasa ada yang aneh dengan sikap suaminya tetapi
Shin Hye tidak tahu apa.
“ dan yang paling penting… alasan aku ingin cepat
pulang adalah…. “ ucapan Yong Hwa
menggantung hingga membuat Shin Hye penasaran apa yang ingin di ucapkan
suaminya.
“ Mwo? “ akhirnya Shin Hye bertanya karena suaminya
terlalu lama melanjutkan kalimatnya.
“ ingin membuat nyonya Jung segera mengandung “
jawab Yong Hwa sambil tersenyum dan langsung mencium istrinya. Shin Hye selalu
di kejutkan dengan tindakan suaminya yang selalu tiba tiba. Tapi akhirnya yeoja
itupun bisa menyesuaikan diri dengan suaminya. Yong Hwa langsung menggendong
istrinya ala pengantin baru menuju kamar mereka, Shin Hye sudah mengalungkan tangannya
di leher Yong Hwa menyesuaikan agar tidak jatuh tanpa melepas ciuman mereka
*seperti adegan di film playfull kiss ketika sedang berbulan madu ke pulau Jeju…
hehe *. Hingga akhirnya merekapun
melakukan malam pertama yang sudah tertunda berbulan bulan ^_^
The End
Akhirnya selesai juga FF ini….hehe, mianhae jika di
part ini agak membingung bagi yang kurang mengerti jalan ceritanya karena tidak membaca di part 1, atau mungkin sudah membaca part 1 tapi masih bingung juga... hehe
Gumawo buat yang sudah berkunjung di blog aku dan
sudah membaca semua imaginasiku… ^_^ jangan lupa tinggalkan kritik dan saran ya buat aku biar bisa perbaiki FF nya
semoga
terhibur dengan FF aku yaa… ^_^
No comments:
Post a Comment